Elemen Air: Kedalaman Emosi dan Empati
Tanda-tanda zodiak dalam elemen air (Cancer, Scorpio, dan Pisces) adalah individu yang sangat terhubung dengan emosi dan memiliki tingkat empati yang tinggi. Mereka mampu merasakan perasaan orang lain dan memiliki intuisi yang kuat. Kedalaman emosi mereka membuat mereka cenderung memiliki hubungan yang dekat dengan orang-orang di sekitar mereka. Namun, terkadang mereka dapat menjadi terlalu emosional atau tenggelam dalam perasaan mereka.
Pengertian dan Sejarah Feng Shui
Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin.
Feng Shui adalah sebuah sistem China kuno yang mengatur mengenai pengaturan spasial, struktur maupun tempat serta orientasi yang memiliki hubungan dengan aliran energi, agar adanya keselarasan dengan kekuatan rohani yang menghuni suatu tempat, sehingga dapat mewujudkan hidup yang harmonis.
Ada dua jenis qi dalam Feng Shui, taitu aliran qi baik serta sheng qi yang bermanfaat, baik serta positif dan qi yang berbahaya maupun negatif yaitu sha qi atau qi yang membunuh.
Pada sekitar tahun 551 SM hingga 479 SM pada zaman Kong Hu Cu, ilmu Feng Shui digunakan untuk menentukan lokasi dari Istana Kekaisaran, tujuannya agar lokasi tersebut dapat selaras dengan pergerakan yang ada di langit.
Namun, pada awal kemunculan ilmu Feng Shui, yaitu pada abad ke 16 hingga abad ke 2 SM, Feng Shui digunakan sebagai sebuah metode untuk melakukan peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura, untuk menilai apakah suatu lokasi dinilai aman atau menguntungkan untuk ditinggali atau tidak.
Pakar ilmu tersebut, disebut sebagai Fang Shi, yaitu seseorang yang mempelajari mengenai ilmu alam serta metafisika. Lalu, dalam perkembangannya, Feng Shui pun mengalami perubahan. Pada abad ke 2 SM hingga abad ke 2 Masehi, Feng Shui yang dulunya disebut Bu Zhai disebut sebagai Kan Yu, artinya adalah bahwa manusia mengerti kehendak dari alam semesta.
Sehingga, ketika manusia tersebut tinggal di suatu tempat, maka ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar tanpa keinginan untuk melawannya. Pada masa tersebut, Feng Shui pun menjadi aliran bentuk serta aliran kompas yang mulai terpecah serta masing-masing aliran Feng Shui pun membentuk teorinya masing-masing.
Ilmu Feng Shui pun terus berkembang hingga pada abad ke 12 sampai 13 Masehi, ketika Tiongkok dijajah oleh Bangsa Mongol saat itu. Pada masa penjajahan tersebut, banyak buku mengenai ilmu Feng Shui dibakar yang menyebabkan ilmu Feng Shui ini hilang hingga hampir 100 tahun.
Lalu, pada abad ke 13, di mana kekuasaan Bangsa Mongol mulai digulingkan, seluruh ilmu Feng Shui yang sempat hilang pun kembali dikembangkan. Bahkan mulai banyak orang awam yang mempelajari ilmu Feng Shui.
Namun usai RRC berdiri, Feng Shui dianggap sebagai sebuah ilmu takhayul yang membodohi rakyat. Pada masa tersebut pula, praktik dari ilmu Feng Shui banyak dilarang oleh negara selama hampir 50 tahun lamanya. Karena pelarangan tersebut, ilmu Feng Shui akhirnya hanya dipraktikan di Hong Kong, Taiwan serta negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Namun, karena para pengembara dari Tionghoa, akhirnya ilmu Feng Shui pun meluas ke seluruh dunia dengan tujuan untuk meneruskan tradisi serta kebudayaan lama Tiongkok. Tetapi, tak jarang pula orang menyebarkan ilmu Feng Shui dengan label komersial.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi serta transportasi, ilmu Feng Shui akhirnya mengundang banyak peminat dari berbagai daerah di negara-negara lain dan tidak hanya di Asia Tenggara saja.
Saat ini, ilmu Feng Shui dikenal untuk melihat suatu lokasi, apakah lokasi tersebut akan membawa keberuntungan apabila dibangun sebuah rumah atau tidak. Namun, ilmu Feng Shui juga dapat meramalkan keberuntungan dan masa depan.
Aliran-Aliran Feng Shui Tradisional
Dalam Feng Shui tradisional, ada beberapa aliran yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu Feng Shui bentuk atau form Feng Shui serta Feng Shui arah atau compass Feng Shui.
Feng Shui bentuk berbicara mengenai tata letak bangunan secara umum, beberapa prinsip dalam Feng Shui bentuk termasuk cukup populer. Di antaranya ialah pintu rumah yang tidak boleh terkena tusuk sate, ruang makan berada di lantai satu dan tidak boleh berada di bawah kamar mandi atau WC yang ada di lantai dua, tempat tidur di lantai dua tidak boleh berada di atas kompor yang ada di lantai bawahnya.
Sedangkan untuk Feng Shui arah, aliran ini berbicara mengenai distribusi energi yang mengalir di suatu bangunan atau ruangan sesuai dengan arah hadap atau lokasinya. Selain itu, Feng Shui arah juga berbicara mengenai waktu yang baik ketika akan membangun sebuah bangunan. Penerapan Feng Shui arah pada suatu bangunan, digunakan untuk menutup maupun menetralisir kelemahan ba zi pada penghuninya.
Pengertian dan Sejarah Feng Shui
Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin.
Feng Shui adalah sebuah sistem China kuno yang mengatur mengenai pengaturan spasial, struktur maupun tempat serta orientasi yang memiliki hubungan dengan aliran energi, agar adanya keselarasan dengan kekuatan rohani yang menghuni suatu tempat, sehingga dapat mewujudkan hidup yang harmonis.
Ada dua jenis qi dalam Feng Shui, taitu aliran qi baik serta sheng qi yang bermanfaat, baik serta positif dan qi yang berbahaya maupun negatif yaitu sha qi atau qi yang membunuh.
Pada sekitar tahun 551 SM hingga 479 SM pada zaman Kong Hu Cu, ilmu Feng Shui digunakan untuk menentukan lokasi dari Istana Kekaisaran, tujuannya agar lokasi tersebut dapat selaras dengan pergerakan yang ada di langit.
Namun, pada awal kemunculan ilmu Feng Shui, yaitu pada abad ke 16 hingga abad ke 2 SM, Feng Shui digunakan sebagai sebuah metode untuk melakukan peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura, untuk menilai apakah suatu lokasi dinilai aman atau menguntungkan untuk ditinggali atau tidak.
Pakar ilmu tersebut, disebut sebagai Fang Shi, yaitu seseorang yang mempelajari mengenai ilmu alam serta metafisika. Lalu, dalam perkembangannya, Feng Shui pun mengalami perubahan. Pada abad ke 2 SM hingga abad ke 2 Masehi, Feng Shui yang dulunya disebut Bu Zhai disebut sebagai Kan Yu, artinya adalah bahwa manusia mengerti kehendak dari alam semesta.
Sehingga, ketika manusia tersebut tinggal di suatu tempat, maka ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar tanpa keinginan untuk melawannya. Pada masa tersebut, Feng Shui pun menjadi aliran bentuk serta aliran kompas yang mulai terpecah serta masing-masing aliran Feng Shui pun membentuk teorinya masing-masing.
Ilmu Feng Shui pun terus berkembang hingga pada abad ke 12 sampai 13 Masehi, ketika Tiongkok dijajah oleh Bangsa Mongol saat itu. Pada masa penjajahan tersebut, banyak buku mengenai ilmu Feng Shui dibakar yang menyebabkan ilmu Feng Shui ini hilang hingga hampir 100 tahun.
Lalu, pada abad ke 13, di mana kekuasaan Bangsa Mongol mulai digulingkan, seluruh ilmu Feng Shui yang sempat hilang pun kembali dikembangkan. Bahkan mulai banyak orang awam yang mempelajari ilmu Feng Shui.
Namun usai RRC berdiri, Feng Shui dianggap sebagai sebuah ilmu takhayul yang membodohi rakyat. Pada masa tersebut pula, praktik dari ilmu Feng Shui banyak dilarang oleh negara selama hampir 50 tahun lamanya. Karena pelarangan tersebut, ilmu Feng Shui akhirnya hanya dipraktikan di Hong Kong, Taiwan serta negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Namun, karena para pengembara dari Tionghoa, akhirnya ilmu Feng Shui pun meluas ke seluruh dunia dengan tujuan untuk meneruskan tradisi serta kebudayaan lama Tiongkok. Tetapi, tak jarang pula orang menyebarkan ilmu Feng Shui dengan label komersial.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi serta transportasi, ilmu Feng Shui akhirnya mengundang banyak peminat dari berbagai daerah di negara-negara lain dan tidak hanya di Asia Tenggara saja.
Saat ini, ilmu Feng Shui dikenal untuk melihat suatu lokasi, apakah lokasi tersebut akan membawa keberuntungan apabila dibangun sebuah rumah atau tidak. Namun, ilmu Feng Shui juga dapat meramalkan keberuntungan dan masa depan.
Feng Shui Sebagai Suatu Disiplin Ilmu
Karena perkembagannya, kini Feng Shui pun menjadi sebuah disiplin ilmu yang diajarkan di berbagai universitas. Sebab, Feng Shui dinilai sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang tidak hanya mistis, akan tetapi juga dapat diterima secara logika.
Beberapa ilmu Feng Shui yang dinilai mampu diterima secara logika, adalah sebagai berikut.
Ilmu Feng Shui juga mengajarkan cara agar manusia mampu hidup selaras dengan alam serta lingkungan sekitarnya dengan benar, tanpa menentang alam.
Selain itu, ilmu Feng Shui juga memiliki tujuan untuk mendatangkan keberuntungan serta menghindari dari hawa perusak yang ada dalam diri maupun lingkungan yang ditempati untuk dapat melaraskan hawa positif yaitu Yang dan hawa negatif yaitu Yin.
Setelah mengetahui sedikit sejarah mengenai Feng Shui serta pengertiannya, Grameds juga bisa mengetahui mengenai sejarah dari para master Feng Shui dari masa ke masa. Mulai ketika Feng Shui itu hadir hingga pada masa terakhir perkembangan keilmuan Feng Shui.
Apabila tertarik membaca mengenai sejarah dari master atau ahli ilmu Feng Shui, Grameds dapat membeli buku berjudul “Kisah Master Feng Shui dan Perkembangannya” yang ditulis oleh Xiang Yi. Buku ini, dapat Grameds beli hanya di Gramedia.com. Segera beli sebelum kehabisan!
Seringkali Feng Shui digunakan sebagai salah satu patokan dalam proses pembangunan sebuah rumah maupun gedung. Tujuannya adalah untuk memastikan, bahwa rumah tersebut dibangun dengan kondisi qi yang baik. Sebab, menurut ilmu Feng Shui, untuk mendapatkan faktor qi yang baik tersebut, dipengaruhi oleh lokasi serta sumbu waktu.
Selain itu, ada pula beberapa manfaat atau fungsi lain dari Feng Shui, berikut penjelasannya.
Itulah sepuluh fungsi atau manfaat dari ilmu Feng Shui.
Feng Shui Sebagai Suatu Disiplin Ilmu
Karena perkembagannya, kini Feng Shui pun menjadi sebuah disiplin ilmu yang diajarkan di berbagai universitas. Sebab, Feng Shui dinilai sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang tidak hanya mistis, akan tetapi juga dapat diterima secara logika.
Beberapa ilmu Feng Shui yang dinilai mampu diterima secara logika, adalah sebagai berikut.
Ilmu Feng Shui juga mengajarkan cara agar manusia mampu hidup selaras dengan alam serta lingkungan sekitarnya dengan benar, tanpa menentang alam.
Selain itu, ilmu Feng Shui juga memiliki tujuan untuk mendatangkan keberuntungan serta menghindari dari hawa perusak yang ada dalam diri maupun lingkungan yang ditempati untuk dapat melaraskan hawa positif yaitu Yang dan hawa negatif yaitu Yin.
Setelah mengetahui sedikit sejarah mengenai Feng Shui serta pengertiannya, Grameds juga bisa mengetahui mengenai sejarah dari para master Feng Shui dari masa ke masa. Mulai ketika Feng Shui itu hadir hingga pada masa terakhir perkembangan keilmuan Feng Shui.
Apabila tertarik membaca mengenai sejarah dari master atau ahli ilmu Feng Shui, Grameds dapat membeli buku berjudul “Kisah Master Feng Shui dan Perkembangannya” yang ditulis oleh Xiang Yi. Buku ini, dapat Grameds beli hanya di Gramedia.com. Segera beli sebelum kehabisan!
Seringkali Feng Shui digunakan sebagai salah satu patokan dalam proses pembangunan sebuah rumah maupun gedung. Tujuannya adalah untuk memastikan, bahwa rumah tersebut dibangun dengan kondisi qi yang baik. Sebab, menurut ilmu Feng Shui, untuk mendapatkan faktor qi yang baik tersebut, dipengaruhi oleh lokasi serta sumbu waktu.
Selain itu, ada pula beberapa manfaat atau fungsi lain dari Feng Shui, berikut penjelasannya.
Itulah sepuluh fungsi atau manfaat dari ilmu Feng Shui.
Pengertian dan Sejarah Feng Shui
Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin.
Feng Shui adalah sebuah sistem China kuno yang mengatur mengenai pengaturan spasial, struktur maupun tempat serta orientasi yang memiliki hubungan dengan aliran energi, agar adanya keselarasan dengan kekuatan rohani yang menghuni suatu tempat, sehingga dapat mewujudkan hidup yang harmonis.
Ada dua jenis qi dalam Feng Shui, taitu aliran qi baik serta sheng qi yang bermanfaat, baik serta positif dan qi yang berbahaya maupun negatif yaitu sha qi atau qi yang membunuh.
Pada sekitar tahun 551 SM hingga 479 SM pada zaman Kong Hu Cu, ilmu Feng Shui digunakan untuk menentukan lokasi dari Istana Kekaisaran, tujuannya agar lokasi tersebut dapat selaras dengan pergerakan yang ada di langit.
Namun, pada awal kemunculan ilmu Feng Shui, yaitu pada abad ke 16 hingga abad ke 2 SM, Feng Shui digunakan sebagai sebuah metode untuk melakukan peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura, untuk menilai apakah suatu lokasi dinilai aman atau menguntungkan untuk ditinggali atau tidak.
Pakar ilmu tersebut, disebut sebagai Fang Shi, yaitu seseorang yang mempelajari mengenai ilmu alam serta metafisika. Lalu, dalam perkembangannya, Feng Shui pun mengalami perubahan. Pada abad ke 2 SM hingga abad ke 2 Masehi, Feng Shui yang dulunya disebut Bu Zhai disebut sebagai Kan Yu, artinya adalah bahwa manusia mengerti kehendak dari alam semesta.
Sehingga, ketika manusia tersebut tinggal di suatu tempat, maka ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar tanpa keinginan untuk melawannya. Pada masa tersebut, Feng Shui pun menjadi aliran bentuk serta aliran kompas yang mulai terpecah serta masing-masing aliran Feng Shui pun membentuk teorinya masing-masing.
Ilmu Feng Shui pun terus berkembang hingga pada abad ke 12 sampai 13 Masehi, ketika Tiongkok dijajah oleh Bangsa Mongol saat itu. Pada masa penjajahan tersebut, banyak buku mengenai ilmu Feng Shui dibakar yang menyebabkan ilmu Feng Shui ini hilang hingga hampir 100 tahun.
Lalu, pada abad ke 13, di mana kekuasaan Bangsa Mongol mulai digulingkan, seluruh ilmu Feng Shui yang sempat hilang pun kembali dikembangkan. Bahkan mulai banyak orang awam yang mempelajari ilmu Feng Shui.
Namun usai RRC berdiri, Feng Shui dianggap sebagai sebuah ilmu takhayul yang membodohi rakyat. Pada masa tersebut pula, praktik dari ilmu Feng Shui banyak dilarang oleh negara selama hampir 50 tahun lamanya. Karena pelarangan tersebut, ilmu Feng Shui akhirnya hanya dipraktikan di Hong Kong, Taiwan serta negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Namun, karena para pengembara dari Tionghoa, akhirnya ilmu Feng Shui pun meluas ke seluruh dunia dengan tujuan untuk meneruskan tradisi serta kebudayaan lama Tiongkok. Tetapi, tak jarang pula orang menyebarkan ilmu Feng Shui dengan label komersial.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi serta transportasi, ilmu Feng Shui akhirnya mengundang banyak peminat dari berbagai daerah di negara-negara lain dan tidak hanya di Asia Tenggara saja.
Saat ini, ilmu Feng Shui dikenal untuk melihat suatu lokasi, apakah lokasi tersebut akan membawa keberuntungan apabila dibangun sebuah rumah atau tidak. Namun, ilmu Feng Shui juga dapat meramalkan keberuntungan dan masa depan.
Kecocokan Antara Elemen Udara dan Air
Kecocokan antara elemen udara dan air seringkali dianggap harmonis, karena keduanya saling melengkapi dengan cara yang unik. Elemen udara membantu elemen air memahami dan mengartikan emosi mereka dengan lebih jelas. Kreativitas dan pandangan luas yang dimiliki oleh elemen udara dapat membantu membuka wawasan elemen air dan membantu mereka melihat situasi dari berbagai sudut pandang.
Di sisi lain, elemen air membawa kedalaman emosi dan rasa empati ke dalam hubungan dengan elemen udara. Mereka membantu elemen udara untuk lebih terhubung dengan perasaan mereka sendiri dan orang lain, mengajarkan pentingnya kepekaan emosional. Hubungan antara elemen ini seringkali penuh dengan komunikasi yang dalam dan pemahaman emosional yang mendalam.
Dalam hubungan romantis, elemen udara dan air dapat membentuk pasangan yang kreatif, empatik, dan fleksibel. Elemen udara dapat memberikan inspirasi dan ide-ide baru, sementara elemen air membawa perhatian emosional yang lembut dan mendalam. Konflik yang mungkin timbul antara mereka dapat diatasi dengan komunikasi terbuka dan kesediaan untuk mendengarkan dan memahami perasaan masing-masing.
Namun, seperti dalam semua hubungan, kecocokan tidak selalu sempurna. Elemen udara mungkin merasa terkadang kesulitan untuk memahami perasaan yang dalam dari elemen air, sementara elemen air mungkin merasa terlalu cemas oleh analisis yang berlebihan dari elemen udara. Kunci untuk menjaga hubungan harmonis adalah menghargai perbedaan dan bekerja sama untuk saling melengkapi.
Dalam kesimpulan, kecocokan antara elemen udara dan air adalah contoh bagaimana perbedaan dapat membentuk harmoni. Kreativitas dan empati yang dihadirkan oleh kedua elemen ini dapat menciptakan hubungan yang mendalam dan bermakna. Meskipun ada tantangan yang mungkin muncul, kerja sama dan pengertian dapat membantu menjaga hubungan tetap seimbang dan berkelanjutan.
Pengertian Feng Shui – Feng Shui adalah sebuah ilmu yang telah dikembangkan sejak abad ke 16 hingga abad ke2 Sebelum Masehi. Pada awal-awal kemunculannya, Feng Shui ini dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu sebuah metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura.
Kata Feng Shui sendiri, berasal dari bahasa Tiongkok yaiut Feng yang artinya adalah angin atau arah serta Shui artinya adalah air. Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut ini mengenai pengertian Feng Shui serta elemen-elemen yang ada di dalamnya.
Lima Elemen Dasar Ilmu Feng Shui
Dalam ilmu Feng Shui, ada lima elemen dasar yang memiliki fungsi berbeda-beda, berikut penjelasan kelima elemen dasar tersebut.
Elemen dasar pertama dalam ilmu Feng Shui adalah elemen kayu atau tumbuhan yang menjadi salah satu bagian yang ada di bumi, termasuk dalam tubuh manusia berupa makanan dari sayur-sayuran atau tumbuhan. Elemen kayu dalam Feng Shui ini, memiliki sifat dasar yang alami, fleksibel serta menyukai beberapa hal yang bersifat tradisional dan mudah patah semangat. Elemen kayu, juga diasosiasikan dengan warna hijau yang alami. Elemen kayu juga mewakili dari pertumbuhan serta kreativitas. Kayu dalam ilmu Feng Shui, dapat mendorong pertumbuhan pribadi serta intuisi seseorang yang meningkat.
Elemen tanah atau bumi
Elemen bumi adalah tempat dari isi alam untuk berpijak serta tumbuh. Dalam ilmu Feng Shui, elemen tanah, memiliki sifat dasar membumi yang artinya sederhana serta pendiam.
Sikap pendiam tersebut, kadang dapat membuat lawan bicara merasa bingung, sehingga seringkali disangka pasif. Akan tetapi, elemen tanah dapat membantu seseorang untuk tumbuh serta stabil.
Sari seluruh elemen dasar dalam Feng Shui, elemen tanah merupakan elemen yang paling damai, stabil sekaligus menenangkan. Dalam ilmu Feng Shui, elemen tanah erat kaitannya dengan warna kuning.
Elemen ini merupakan elemen yang berada di dalam bumi serta tubuh seseorang. Dalam tubuh seseorang, terdapat banyak unsur maupun zat logam yaitu magnesium, zat besi serta unsur logam lainnya.
Berbeda dengan elemen tanah, elemen logam cenderung memiliki sifat dasar yang keras, dingin serta memiliki pikiran tajam dan cara bertutur yang tajam pula. Akan tetapi, elemen logam ini juga memiliki sifat positif, yaitu sangat serius ketika menangani usaha yang telah ia minati. Selain itu, logam seringkali digunakan sebagai senjata, sehingga elemen ini pun terkesan kuat.
Pada elemen logam, elemen ini berhubunngan erat dengan kekuatan mental serta ketajaman dan memengaruhi kecerdasan. Elemen logam, diasosiasikan dengan warna putih.
Elemen keempat ini memiliki makna transformasi serta ekspansi. Dari kelima elemen dasar Feng Shui, elemen apilah yang paling stabil di antara kelimanya. Sebagai elemen paling stabil, elemen ini memiliki sifat dasar yang penuh semangat, bergairah, provokatif, membakar, menghangatkan akan tetapi dapat melukai lawan atau musuhnya.
Meskipun dikenal penuh semangat dan provakatif, elemen api juga dikenal sering melucu. Elemen ini, diasosiasikan dengan warna merah.
Elemen kelima ini sangat berguna sebagai perilis sekaligus pembaharuan. Dengan menggunakan elemen air, maka akan diperoleh kejelasan, relaksasi, hingga inspirasi untuk dapat menghadirkan suatu kerelaan.
Air sebagai elemen dasar dari Feng Shui digambarkan sebagai sebuah kebutuhan vital untuk seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Elemen air digambarkan sebagai elemen yang memiliki sifat dasar tenang, mampu berpikir secara dalam serta mampu membuat lawan bicara hanyut dengan perkataannya.
Elemen air dalam Feng Shui digambarkan sebagai elemen yang fleksibel, akan tetapi sering kali memiliki sifat negatif, yaitu sering tidak memiliki pendirian yang tetap. Elemen ini juga diasosiasikan dengan warna hitam.
Dari kelima elemen dasar Feng Shui tersebut, kelimanua menggambarkan dua siklus keseimbangan, yaitu siklus dari penciptaan serta siklus penghancuran. Dari kedua siklus tersebut, kelima elemen dasar memiliki peranan masing-masing.
Pada siklus penciptaan, elemen kayu dapat menghidupkan api, elemen api dapat menciptakan bumi dan abu, elemen tanah atau bumi dapat menghasilkan logam, elemen logam dapat mengumpulkan air dan elemen air dapat menumbuhkan kayu.
Sedangkan pada siklus penghancuran, elemen kayu memakan bumi, elemen bumi akan menghidap air, elemen air dapat mematikan api, elemen api dapat melelehkan logam, elemen logam dapat membelah kayu.
Itulah penjelasan mengenai pengertian Feng Shui, sedikit sejarahnya serta kelima elemen dasar dalam ilmu Feng Shui yang memiliki fungsi-fungsinya masing-masing dalam siklus penciptaan serta siklus penghancuran.
Selain berperan untuk menghadirkan energi baik dan menepis energi buruk dalam hunian, Feng Shui juga dapat melihat masa depan dan menganalisis hal-hal lainnya.
Apabila Grameds tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Feng Shui, Grameds dapat membeli buku dan membaca buku mengenai ilmu Feng Shui yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu menyediakan beragam buku berkualitas untuk Grameds. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!
Pengertian Feng Shui – Feng Shui adalah sebuah ilmu yang telah dikembangkan sejak abad ke 16 hingga abad ke2 Sebelum Masehi. Pada awal-awal kemunculannya, Feng Shui ini dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu sebuah metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura.
Kata Feng Shui sendiri, berasal dari bahasa Tiongkok yaiut Feng yang artinya adalah angin atau arah serta Shui artinya adalah air. Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut ini mengenai pengertian Feng Shui serta elemen-elemen yang ada di dalamnya.