Elang jambul panjang cukup berisik

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Elang jambul panjang sebenarnya cukup berisik, lho. Terutama saat mereka berkomunikasi melalui panggilan, baik itu selama musim kawin maupun saat menjaga sarangnya. Mereka mengeluarkan kicauan keras yang berlangsung cukup lama.

Kata-kata dari kata dasar jambul

Elang jambul panjang penerbang yang sangat baik

Elang jambul panjang memiliki kemampuan terbang yang sangat baik. Mereka dikatakan terbang dengan cepat dan mulus sebab mempunyai kepakan sayap lebar yang membantu penerbangannya. Walaupun begitu, elang jambul panjang biasanya kebanyakan menunggu dan menukik ke bawah untuk menangkap mangsa.

Kata jambul termasuk kata apa?

Kata jambul adalah Kata Nomina (kata benda).

Wilayah penyebaran elang jambul panjang

Elang jambul panjang berada di sub-sahara Afrika, dari Senegal dan bagian timur Gambia hingga Ethiopia dan bagian selatan Eastern Cape di Afrika Selatan, bagian utara Namibia dan utara Botswana. Animalia menginformasikan bahwa elang satu ini dianggap menetap tapi di beberapa wilayah kering kemungkinan hidup nomadik berdasarkan hujan. Mereka menghuni tepi hutan, hutan lembat, padang rumput, semak, dan sungai.

Elang jambul panjang juga bisa kamu temui di hutan yan lebih kering, lahan pertanian campuran, lahan penggembalaan, tepi perkebunan tepi dan kebun buah. Mereka biasanya bertengger di pohon pinus dan eukaliptus dengan ketinggian kisaran 3.000 meter. Tapi, kamu jarang menemukannya di atas 2.000 meter.

Elang jambul panjang menggunakan sarang burung lain

Elang jambul panjang itu teritorial, jantan biasanya melakukan pertunjukan penerbangan selama masa pendekatan. Baik itu jantan dan betina membangun sarang dengan tongkat yang dibentuk seperti mangkuk dan dilapisi oleh dedaunan hijau. Tapi, jika ada sarang yang tersedia, mereka sering menggunakan sarang burung lain.

Musim kawin dari elang jambul panjang terjadi di bulan Juli hingga November. Betina menghasilkan 1-2 butir dan dierami selama 42 hari, selama periode tersebut jantan akan memberinya makan. Anak elang yang baru menetas tetap bergantung pada induknya selama 2-3 bulan bahkan setelah dewasa pada usia 53 hari.

Elang jambul panjang terlihat menarik dengan jambulnya, itu adalah ciri khas yang bisa membuatmu langsung mengenalinya. Apakah kamu tahu bahwa ada spesies elang yang seperti ini sebelumnya?

Baca Juga: 5 Fakta Elang Shikra, Tubuhnya Lebih Kecil dari Elang Biasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Kata-kata di KBBI yang dekat dari jambul

Tip: doubleclick kata di atas untuk mencari cepat

[jambul] Arti jambul di KBBI adalah: rambut yang dianyam baik-baik di atas dahi atau di kepala;. Lihat arti dan definisi di jagokata.

Database utama KBBI merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)

Elang jambul panjang banyak memangsa hewan pengerat

Sekitar 98% dari diet elang jambul panjang terdiri dari hewan pengerat. Di bagian selatan Afrika, mereka banyak memangsa tikus tebu besar, tikus rawa Afrika dan tikus rumput belang empat. Mereka juga memakan burung hantu, katak, kadal, invertebrata, ikan dan buah sebagai pelengkap dietnya. Elang jambul panjang akan bertengger menunggu mangsa lalu melakukan penerbangan meluncur saat sudah mendeteksi keberadaan mangsanya.

Baca Juga: 10 Fakta Menakjubkan Elang Martial, si Pengembara yang Sangat Kuat

Elang alap jambul (Accipiter trivirgatus) adalah sejenis elang yang termasuk ke dalam spesies dari genus accipiter.

Karateristik dalam burung elang alap jambul adalah:

Berukuran sedang 30–46 cm, Rentang sayap 54–79 cm dan berat tubuh jantan sekitar 352 gram dan betina sekitar 563 gram dengan rentang sayap jantan sekitar 68 sampai 76 cm dan betina betina sekitar 78 sampai 90 cm. Tubuh gelap dengan jambul yang jelas.

Pada waktu berbiak kadang memperlihatkan gaya terbang yang khas, getaran sayap (bulu putih sisi tubuh terlihat jelas), berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit. Makanan burung ini adalah kadal dan burung. Sarangnya terbuat dari tumpukan besar ranting berlapis daun, pada pohon tinggi di hutan. Telurnya berwarna putih kebiruan, berbintik coklat, jumlah telur adalah 2 butir. Berkembang biak bulan Desember-Maret.

Selalu tinggal di hutan lebat, baik hutan hijau sepanjang tahun ataupun hutan gugur daun. Ditemukan juga di hutan-hutan[2] sekunder mengunjungi perkebunan teh. Hutan lebat, hutan dataran rendah, perbukitan. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Terdengar pekikan yang melengking "hi-hi-hi-hi-hi" dan lolongan yang panjang[1]. Pada masa berbiak terdengar suara yang agak lemah tetapi lebih mantap "wiiik wiik wiik ciwiiik ciwiik".

Asia Selatan, Asia tenggara, Sunda Besar, Filipina. Di Indonesia, penyebarannya terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali[3].Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatra (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka.[4]

Secara global, alap-alap jambul terdapat 11 sub-spesies dengan pesebaran berbeda yang meliputi Asia Selatan, Asia tenggara, Filipina, dan Sunda Besar. Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatra (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka.[5]

Makanan utamanya adalah Burung, kadal, mamalia kecil, katak, serangga besar. Juga di Asia Tenggara memakan burung punai. Individu berukuran lebih kecil umum memakan kadal, tupai, dan tikus.[6]

Berburu di tenggeran yang rendah di laut. Selalu tinggal di hutan lebat. Pada waktu berbiak kadang-kadang memperlihatka cara terbang yang khas, yaitu getaran sayap (bulu putih pada sisi tubuhnya terlihat jelas) berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.

Mereka mulai membuat sarang sekitar pada bulan februari untuk yang di Kalimantan, Bulan Januari untuk yang di sumatera dan Desember untuk yang di Jawa ( Prawiradilaga, DM, dkk. 2003). Sarang cukup besar untuk ukuran dari genus Accipiter dengan lebar sarang 50 cm dan kedalaman mencapai 30 cm atau lebih setelah sarang digunakan berulang dalam beberapa tahun. Struktur sarang itu sendiri terdiri dari ranting dan dedaunan hijau dengan ketinggian 9-45 meter dari tanah yang diletakan agak tersembunyi di antara dedaunan atau tanaman pembelit. Jumlah telur yang dihasilkan rata-rata 1-2 butir telur berwarna putih kebiruan berbintik coklat dengan masa pengeraman diperkirakan sekitar 34 hari.[5]

Elang yang kuat pada kawasan hutan, terutama hutan berbukit. Jambul pada namanya biasanya pendek dan tidak terlalu terlihat. Dewasa memiliki kepala abu-abu, sayap cokelat, tubuh bawah keputihan bergaris oranye-cokelat tebal di perut dan garis-garis pada dada, tenggorokan putih dengan batas hitam. Remaja serupa, tetapi dengan kepala cokelat, bagian bawah yang jarang ditandai, dan jambul yang sangat pendek. Tampak lebih kekar dan berekor relatif lebih pendek saat terbang dibanding Accipiter lainnya. Dewasa yang terbang juga dapat menunjukkan gumpalan bulu putih halus pada kedua sisi ekor.

Jantan 352 g; betina 563 g

Kingdom: Animalia. Phylum:Chordata. Class: Aves Order:Falconiformes. Genus: Accipiter. Species: Accipiter trivirgatus Temmink, 1824

Nama Indonesia dari Jenis ini adalah Elang Alap Jambul.

Karakteristiknya terlihat jelas untuk jenis ini karena berbeda dari jenis-jenis Accipiter lainya yaitu cirri khas pada jambul pendeknya yang sering terlihat berdiri. Berukuran sekitar 40 cm. Jantan Dewasa  tubuh bagian atas berwarna coklat abu-abu dengan garis-garis pada sayap dan ekor. Tubuh bagian bawah merah karat, dada bercoretan hitam, ada garis-garis tebal hitam melintang pada perut dan paha yang berwarna putih. Lehernya putih dengan setrip hitam menurun kea rah tenggorokan dan ada dua setrip kumis. Untuk individu remaja dan individu Betina pada jenis ini seperti jantan dewasa tetapi pola coretan dan garis-garis melintang pada tubuh bagian bawah berwarna coklat serta tubuh bagian atas coklat lebih pucat.

Jenis ini tersebar dari Asia Selatan, Asia Tenggara, Filipina sampai ke Sunda Besar. Di di Indonesia jenis ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Di sumatera termasuk Nias dan biasa menghuni hutan dataran Rendah. Di Kalimantan tersebar hingga ke Natuna Besar.

Untuk status di indonesia sendiri termasuk peneta untuk yang di Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan untuk Jawa dan Bali kemungkinan melakukan Migrasi Lokal.

Foto:  © 2008 Mike Gillam

Elang Alap Jambul dengan Nama Inggris Crested Goshawk ini menghuni di kawasan hutan yang lebat baik hutan hijau sepanjang tahun maupun hutan yang mengalami gugur daun. Hampir sama dengan jenis Accipiter lainya jenis ini kadang ditemukan juga di hutan-hutan sekunder.

Terdengar pekikan yang melengking ” hi-hi-hi-hi-hi” dan lolongan yang panjang. Pada masa berbiak terdengar suara yang agak lemah tetapi lebih mantap ” wiiik wiik wiik ciwiiik ciwiik”.

Jenis ini berbiak pada bulan february untuk yang di Kalimantan, Bulan Januari untuk yang di sumatera dan Desember untuk yang di Jawa( Prawiradilaga, DM, dkk. 2003). Sarang cukup besar untuk ukuran dari genus Accipiter dengan lebar sarang 50 cm dan kedalaman mencapai 30 cm atau lebih setelah sarang digunakan berulang dalam beberapa tahun. Struktur sarang itu sendiri terdiri dari ranting dan dedaunan hijau dengan ketinggian 9-45 meter dari tanah yang diletakan agak tersembunyi di antara dedaunan atau tanaman pembelit.

Jumlah telur yang dihasilkan rata-rata 1-2 butir telur dengan masa pengeraman diperkirakan sekitar 34 hari.

Jenis ini merupakan jenis pemburu yang handal dalam masalah mangsanya. Memangsa burung kecil, kadal, mamalia kecil, katak, serangga besar. Di asia tenggara diketahui memakan burung Punai. individu berukuran lebih kecil umum memakan kadal, Tupai dan Tikus.

foto: Kristian  Svenson

Prawiradilaga, DM, dkk. 2003; Buku panduan Survey Lapangan dan Pemantauan Burung Pemangsa. Biodiversitas Conservation Project-JICA 2003

(Accipiter trivigatus)

Karateristik dalam burung elang alap jambul adalah:

Berukuran sedang 30-46 cm, Rentang sayap 54-79 cm dan berat tubuh jantan sekitar 352 gram dan betina sekitar 563 gram dengan rentang sayap jantan sekitar 68 sampai 76 cm dan betina betina sekitar 78 sampai 90 cm.Tubuh gelap dengan jambul yang jelas.

Pada waktu berbiak kadang memperlihatkan gaya terbang yang khas, getaran sayap (bulu putih sisi tubuh terlihat jelas), berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.Makanan burung ini adalah kadal dan burung.Sarangnya terbuat dari tumpukan besar ranting berlapis daun, pada pohon tinggi di hutan.Telurnya berwarna putih kebiruan, berbintik coklat, jumlah telur adalah 2 butir.Berkembang biak bulan Desember-Maret.

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas

Belum ada komentar. Anda dapat menjadi yang pertama

sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia

Elang jambul panjang adalah burung pemangsa dari Afrika. Mereka berada dalam famili Accipitridae dan memiliki nama ilmiah Lophaetus occipitalis. Spesies elang satu ini cukup mencolok karena jambul panjang dan bulu lebatnya yang gelap. Itu disebut sebagai Kamusungu-sungu di Uganda. Panjang tubuhnya kisaran 53-58 cm dengan berat 1.3-1.5 kg.

Populasi mereka stabil dan tidak mengalami ancaman, bahkan menunjukkan tren peningkatan. Yuk, kenalan dengan elang jambul panjang melalui fakta berikut ini.

Elang jambul panjang berbagi habitat dengan elang bateleur

Elang jambul panjang memiliki penyebaran luas di banyak perkebunan dan hutan. Itu dilakukannya untuk mendapatkan mangsa yang lebih baik. Dilansir Kidadl, mereka dikatakan berbagi habitat dengan elang pemakan lebah kecil dan elang bateleur.